BAB
1
PENDAHULUAN
VITAMIN
DAN SUPLEMEN GIZI PADA KEHAMILAN
A. VITAMIN
Vitamin
merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
mempertahakan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim
metabolisme. Vitamin juga penting untuk metabolisme.
Vitamin
dibagi menjadi dua golongan yaitu ,vitamin larut air (vitamin B kompleks dan
vitamin C) dan vitamin larut lemak (vitamin A,D,E,K). Vitamin yang larut air
disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya dibuang,sehingga
untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air perlu sering
dikonsumsi. Sebaliknya vitamin larut lemak dapat disimpan dalam jumlah banyak,sehingga untuk timbulnya
gejala defisiensi dibutuhkan waktu lebi lama dan kemungkinan terjadinya
toksisitas jauh lebi besar daripada vitamin larut air. (farmakologi dan terapi
edisi 5,hal 769)
1.
Vitamin Larut Air
a. Vitamin
B kompleks
ü Farmakodinamik
Pada pemberian secara IV dapat terjadi
efek dan pada manusia reaksi toksik setelah pemberian parental biasanya karena
reaksi alergi
(farmakologi dan terapi edisi 5, hal 772)
ü Farmakokinetik
Absorbsi peroral berlangsung dalam usus
halus dan duodenum. Zat ini akan dikeluarkan melalui urin sebagai tiamin atai
primidin.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal 773)
ü Efek
samping
Pada vitamin B kompleks khususnya
tiamin,tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan peroral dan bila berlebihan
tiamin cepat dieksresi melaui urin
(farmakologi dan terapi edisi 5, hal 773)
b. Asam
askorbat (vitamin c)
ü Farmakodinamika
Vitamin c berperan sebagai kofaktor
dalam sejumlah reaksi hidroksilasi dan amidasi dengan memindahkan elektron ke
enzim yang ion metalnya harus berada dalam keadaan tereduksi,dan dalam kondisi
tertentu bersifat seperti oksidan.
Pemberian vitamin c pada keadaan normal
tidak menunjukan efek farmakodinamik yang jelas,tetapi pada keadaan
defisiensi,vitamin c akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal 777)
ü Farmakokinetik
Vitamin c mudah terabsorbsi melalui
saluran cerna. Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin c dalam darah
setelah diabsorbsi. AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai
kira-kira 60 mg pada dewasa. Beberapa obat diduga dapat mempercepat eksresi
vitamin c,misalnya tetraskin,fenobarbital dan salisilat .
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal 778
)
ü Posologi
Vitamin c terdapat dalam berbagai
preparat baik dalam bentuk tablet yang mengandung 50-1500 mg maupun dalam
bentuk larutan. Kebanyakan sediaan multivitamin mengandung vitamin c. Untuk
sediaan suntik didapatkan larutan yang mengandung vitamin c 100-500 mg.
(farmakologi dan terapi edisi 5 ,hal
779)
ü Efek
samping
Konsumsi vitamin c yang berlebihan dapat
menyebabkan diare juga menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
(farmakologi dan terapi edisi 5 ,hal
778)
ü Kontra
indikasi
Vitamin c meningkatkan absorbsi
besi,sehingga dalam dosis besar dapat berbahaya bagi penderita hemokromatosis,talesemia
dan anemia silderoblastik.
(farmakologi dan terapi edisi 5 ,hal
778)
2.
Vitamin larut lemak
a.
Vitamin A
ü Farmakodinamik
Vitamin A dengan dosis kecil tidak
menunjukan efek farmakodinamik yang berarti. Sebaliknya pemberian dosis besar vitamin
A menimbulkan keracunan.
(farmakologi dan terapi edisi 5 ,hal
779-780)
ü Farmakokinetik
vitamin A diabsorbsi sementara melalui
saluran cerna dan kadarnya didalam plasma membutuhkan waktu sekitar 4 jam.
(farmakologi dan terapi edisi 5 ,hal
781)
ü Posologi
Vitamin A terdapat dalam berbagai sediaan misalnya
secara oral,injeksi dan topikal. (farmakologi dan terapi edisi 5,hal 783)
b.
Vitamin D
ü Farmakodinamik
Vitamin d berperan dalam homeostatis
kalium. Meskipun dinamakan vitamin sebetulnya memiliki karakteristik suatu
hormon. (farmakologi dan terapi edisi 5,hal 783)
ü Farmakokinetik
Absorbsi vitamin D melalui saluran cerna
cukup baik. Vitamin D diabsorsbsi lebi cepat dan lebi sempurna
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
785).
ü Posologi
Vitamin D terdapat dalam beberapa macam
bentuk sediaan misalnya minyak ikan yang mengandung vitamin A dalam bentuk
multivitamin dan dalalm sediaan hanya mengandung vitamin D saja.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
785).
ü Efek
samping
Secara kasar diperkirakan 50.000 unit
vitamin D setiap hari terus menerus dapat mengakibatkan keracunan ,tetapi pada
anak-anak dapat timbul dengan dosis kecil.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal 784).
c.
Vitamin E
ü Farmakodinamik
Vitamin E berperan sebagai anti oksidan
dan dapat melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas. Vitamin E
melindungi asam lemak tak jenuh pada membran fosfolipid.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
786).
ü Farmakokinetik
Vitamin E diabsorbsi baik melalui
saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan bet-lipo-protein dan
didistribusi ke semua jaringan.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
787).
ü Posologi
Sediaan oral antara lain dalam bentuk
tablet dan kapsul,untuk suntikan tersedia larutan.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal 787).
ü Efek
samping
Pemakaian vitamin E dosis besar untuk
waktu lama dapat menyebabkan kelemahan otot,gangguan reproduksi dan gangguan
saluran cerna.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
786).
d.
Vitamin K
ü Farmakodinamik
Pada orang normal vitamin K tidak
mempunyai aktivitas farmakodinamik,tetapi pada pasien defisiensi vitamin K
,vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan
darah.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
788).
ü Farmakokinetik
Absorbsi vitamin K melalui usus sangat
tergantung dari kelarutannya.
(farmakologi dan terapi edisi 5,hal
788).
ü Posologi
Tablet
fitonodion (vitamin K׀) 5 mg. Emulsi fitonadion yang mengandung 2 atau 10 mg/ml,untuk
parental. Tablet menadion 2,5;dan 10 mg. Larutan menadion dalam minyak yang
mengandung 2,10 dan 25 mg/ml untuk pemakain IM. (farmakologi dan terapi edisi 5,hal 789).
B. Suplemen gizi pada kehamilan
Tujuan pengaturan gizi pada kehamilan
adalah untuk memaksimalkan kesehatan ibu dan meningkatkan tumbuh kembang bayi
yang sehat.kita tidak dapat menjamin bahwa pengaturan gizi yang optimal akan
memberi hasil akhir yang positif,tetapi keadaan malnutrisi dapat membawa akibat
yang merugikan kesehatan dan tumbuh kembang janin. (farmakologi kebidanan
hal.270)
Sebagain besar ibu dengan status gizi
yang baik dan yang tampak aktif mempunyai simpanan vitamin dan mineral yang
cukup di dalam tubuhnya untuk memenuhi peningkatan kebutuhan nutrien selama
kehamilannya.karna proporsi asupan zat besi berkaitan langsung dengan asupan
kalori,status zat besi akan mengalami penurunan bersamaan dengan penurunan
asupan kalori dan dengan demikian banyak ibu hamil tidak memiliki simpanan zat
besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pada kehamilainya. (farmakologi
kebidanan hal 271)
1)
Zat
besi (Fe)
Tubuh manusia sehat mengandung kurang lebi 3,5 gr fe yang hampir seluruhnya
dalalm bentuk ikatan kompleks dengan protein
(farmakologi dan terapi edisi 5, hal
794)
ü Farmakodinamik
Absorbsi
zat bezi mengalami peningkatan jika terdapat asam di dalam lambung. Usus hanya
mampu menyerap 40 – 60 mg zat bezi /hari.
(farmakologi
kebidanan,hal 276)
ü Farmakokinetik
Kadar
fe dalam plasma berperan dalam mengatur absorbsi fe . absorbsi ini meningkat
pada keadaan defisiensi fe, berkurangnya depot fe dan meningkatnya
eritropoesis.
(farmakologi dan terapi
edisi 5, hal 795)
ü Indikasi
Sediaan
fe hanya di indikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi fe.
Penggunaan diluar indikasi ini,cenderung menyebabkan penyakit penimbunan dan
keracunan besi.
(farmakologi
dan terapi edisi 5, hal 796)
ü Efek
samping
Efek
samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral,dan
ini sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang diabsorbsi pada
setiap pemberian.
(farmakologi
dan terapi edisi 5, hal 796)
ü Penyimpanan
Penyimpanan
tablet zat bezi harus dipertimbangkan dengan seksama karena preparat ini sangat
berbahaya bila diminum dengan dosis yang belebihan.
(farmakologi
kebidanan,hal 279 )
2) Asam
folat
Asam folat (asam pteroilmonoglutamat,
Pm,Ga) terdiri atas pteridin ,asam paraminobenzoat,dan asam blutamat)
(farmakologi dan terapi edisi 5, hal 800)
ü Defisiensi
folat
Dipandang
dari susut biologik,defisiensi folat terutama akan memperlihatkan gangguan
pertumbuhan akibat gangguan pembentukan nukleotida purin dan pirinidin.
(farmakologi dan terapi
edisi 5, hal 800-801)
ü Farmakokinetik
Pada
pemberian oral absorbsi folat baik sekali,terutama di 1/3 bagian proksimal usus
halus.
(farmakologi dan terapi
edisi 5, hal 801)
ü Posologi
Asam
folat tersedia dalam bentuk tablet yang mengandung 0,4 ;0,8 dan 1 mg asam
pteroiglutamat dan dalam larutan injeksi asam folat 5 mg/ml
(farmakologi dan terapi
edisi 5, hal 802)
ü Efek
samping
Efek
samping atau reaksi merugikan yang menyertai pemberian asam folat sangat jarang
terjadi. Masalah yang paling sering ditemukan adalah obstetri adalh peningkatan
resiko konvulsi pada wanita yang menderita epilepsi. Asam folat dapat
menimbulkan perubahan warna urine yang tidak berbahaya,yaitu warna urine
menjadi kuning.
(farmakologi
kebidanan ,hal 282)
ü Interaksi
obat dengan asam folat
Absorbsi
asam folat akan menurun dengan pengguanaan kontrasepsi
oral,osoniasid,sikloserin,glutetimid dan diperkuat oleh pemberian vitamin c.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. VITAMIN
1.
Vitamin larut air
a.
Vitamin b kompleks
ü farmakodinamik
pada
dosis kecil atau
dosis terapi tiamin
tidak memperhatikan efek
faramkodinamik yang nyata. Seperti
pada pemberian IV
secara cepat dapat
terjadi efek langsung pada
pembuluh darah perifer
berupa vasolidasi ringan,
disertai penurunan tekanan
darah yang bersifat
sementara. Meskipun tiamin
berperan dalam metabolisme
karbohidrat, pemberian dosis
besar tidak mempengaruhi
kadar gula dalam
darah.
ü Farmakokinetik
Dalam
satu hari sebanyak
1 mg tiamin
mengalami dehidrasi dalam jaringan tubuh.
Jika asupan jauh melebihi
jumlah tersebut ,
maka zat ini kan
dikeluarkan melalui urin
sebagai tiamin atau
pirimidin. Absorbsi per
oral berlangsung dalalm
usus halus dan duodenum,
maksimal 8-15 mg per
hari yang dicapai dengan
pemberian oral sebanyak
40 mg
ü Posologi
Tiamin
HCL (vitamin B1,aneurin HC1)
tersedia dalam bentuk
tablet 5-500 mg, larutan
steril 100-200 mg
untuk penggunaan parenteral
, dan eliksir mengandung
2-25 mg tiammin tiap ml.
ü Indikasi
Tiamin diindikasikan sebagai pencegahan
dan pengobatan difisiensi tiamin dengan dosis 2-5 mg/hari untuk pencegahan
defisiensi dan 5-10 mg 3x1 untuk pengobatan defisiensi. Tiamin berguna untuk
pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan oleh defisiensi tiamin,misalnya
pada neuritis alkoholik,wanita hamil yang kurang gizi,dan penderita emesis
gravidarum.
ü Efek
samping
Tiamin tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan
per oral dan bila kelebihan tiamin cepat dieksresi melalui urin. Meskipun
jarang,reaksi anakfilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar pada
pasien yang sensitif dan beberapa diantaranya bersifat fatal
a)
Riboflavin
ü Farmakodinamik
Pemberian riboflavin baik secara oral
baik parenteral tidak memberiakn efek samping farmakodinamik yang jelas.
ü Farmakokinetik
Pemberian secara oral atau parenteral
akan diabsorbsi dengan baik dan di distribusi secara merata ke seluruh
jaringan. Asupan berlebihan akan dikeluarkan utuh.
ü Indikasi
Penggunaannya yang utama adalah untuk pencegahan dan
terapi difesiensi vitamin B2 yang sering
menyertai pelagra atau difesiensi B kompleks
lainnya. Dosis untuk
pengobatan adalah 5 – 10
mg/ hari.
b)
Asam Nikotinat
ü Farmakodinamik
Bentuk amida dari asam nikotinat yaitu
niasin,amidniasinamid juga berefek anti pelagra. Dalam badan asam nikotinat dan
niasinamid diubah menjadi bentuk aktiv NAD (nikotinamid adenin dinukleotida)
dan NADF (nikotinamid adenin dinukleotida fosfat). Keduanya berperan dalam
metabolisme sebagai koensim untuk berbagai protein yang penting dalam respirasi
jaringan . niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Eksresinya melalui urin,
sebagian kecil dalan bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai
metabolidnya.
ü Farmakokinetik
Niasin dan niasinanmid mudah diabsorbsi.
Eksresinya melalui urin, sebagian kecil dalan bentuk utuh dan sebagian lainnya
dalam bentuk berbagai metabolidnya
ü Posologi
Tablet niasin mengandung 25-700 mg .
sediaan untuk injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin /ml. Tablet niasinamid
50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100 mg/ml. Untuk pengobatan
pelagra pada keadaan akut dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 x
sehari, atau 25 mg niasin 2-3 sehari
secara intravena.
ü Efek
samping
Umunya timbul pada dosis besar yang
dapat menurunkan toleransi terhadap glukosa sampai terjadi hyperglikemia.
Selain itu,terjadi kenaikan kadar asam urat dalam darah, gangguan fungsi hati,gangguan
lambung berupa mual sampai muntah serat peningkatan motilitas usus
c)
Piridoksin
ü Farmakodinamik
Pemberian piridoksin secara oral dan
parenteral tidak menunjukan efek farmakodinamik yang nyata. Dosis sangat besar
yaitu 3-4 gr/kgBB menyebabkan kejang dan kematian, tetapi dosis kurang dari ini
tidak menunjukan efek yang jelas.
ü Farmakokinetik
Piridoksin,piridoksal dan piridoksamin
mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Eksresi melalui urin terutama melalui
bentuk 4 asam piridoksat dan piridoksal.
ü Indikasi
Tablet piridoksin HC1 10-100 mg dan
sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HC1 untuk injeksi. Untuk mencegah
dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainya atau
sebagai mutivitamin untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B
kompleks. Indikasi lain untuk mencegah
atau mengobati neuritis,perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian
obat isoniazit.
ü Efek
samping
Dapat menyebabkan neoropati sensorik atau syndrome
neorepati dalam dosis antara 50 mg sampai 2 gr per hari untuk jangka panjang.
d)
Asam
pantotenat
ü Farmakodinamik
Defisiensinya pada manusia belum dikenal,
tetapi dapat ditimbulakan dengan memberikan diet yang mengandung antagonis asam
pantotenat,yaitu omega-metil asam pantotenat.
ü Farmakokinatik
Pada pemberian oral, absorbsinya baik
dan distribusinya keseluruh tubuh dengan kadar 2-45 ncg/g. Eksresi dalam bentuk
utuh 70 % melalui urin dan 30 % melaui tinja.
ü Efek
samping
Syndroma yang terjadi berupa kelelahan,rasa
lelah,gangguan saluran cerna, gangguan otot berupa kejang pada eksremitas dan
prestesia.
2. Vitamin
larut lemak
a.
Vitamin
A
Vitamin a merupakan zat yang sangat dibutuhkan namun
tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia dari dalam. Sehingga,vitamin harus
diperoleh dari luar untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber vitamin A sangat
beragam dan banyak terdapat di alam,contohnya adalah dari buah-buahan
,biji-bijian,umbi,sayur,dll.
Kekurangan vitamin A
Apabila
tubuh kita kekurangan vitamin A maka dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Jika tubuh anda
mengalami kekurangan vitamin A , gejala pertama yang muncul biasanya terjadi
rabun senja. Setelah rabun senja semakin parah, akan muncul suatu pengendapan
berbusa(bintik bitot)pada bagia puting mata (sklera) selanjutnya kornea mata
akan menjadi keras dan membentuk suatu jaringan parut (xeroftalmia) yang
menjadi penyebab kebutaan permanen.
Slain itu kekurangan vitamin
A juga dapat
menyebabkan anemia pada beberapa orang serta peradangan pada kulit (
Dermatitis ) sehingga hal ini meningkatkan kemungkinan kulit terkena infeksi.
b.
Vitamin
D
Fungsi
vitamin D yang paling utama adalah sebagai penghancur dan pembunuh segala macam
virus maupun bakteri yang merugikan tubuh. Vitamin D juga sangat penting untuk
memperlancar proses pertumbuhan tulang dan gigi serta menjaganya dari kerapuhan
.
Kekurangan vitamin D
Kekurangan
vitamin D ini dapat disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang tidak
mencukupi maupun oleh sedikitnya vitamin D dalam makanan. Kekurangan vitamin D
selama kehamilan dapat menyebabkan osteomalacia pada ibu hamil pada ibu hamil
dan rakitis pada bayi yang akan dilahirkan karena ASI tidak mengandung vitamin
D dalam jumlah yang besar bayi yang mendapatkan ASI bisa menderita rakitis.
Kejang otot atau tetani yang disebabkan rendah kalsium bisa merupakan pertanda
awal terjadinya rakitis pada bayi.
Kelebihan
vitamin D
Mengkonsumsi
vitamin D sebanyak 10x dosis harian yang di anjurkan, selama beberapa bulan,
bisa menyebabkan keracunan yang mengakibatkan tingginya kadar kalsium didalam
darah gejala pertama dari keracuan vitamin D adalah hilangnya nafsu makan, mual
dan muntah, yang diikuti rasa haus yang luar biasa, meningkatkan frekuensi
berkemih, kelemahan, gelisah, dan tekanan darah tinggi
.
c.
Vitamin
E
Vitamin E (Tocopherol) merupakan salah
satu vitamin yang dapat larut didalam lemak. Vitamin Esangat penting untuk
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit
seperti liver ,PMS, mengurangi kelelahan, hingga memperlambat penuaan dini yang dikarenakan
oleh proses oksidati. Vitami E terbekti baik untuk dikonsumsi oleh para wanita
terutama untuk ibu hamil. Vitamin E terbukti dapat mencegah kemandulan,
mencegah keguguran, kelainan menstruasi, peradangan pada vagina, hingga
menjagah kesuburan benih.
ü Sumber
vitamin E
Vitamin
E dapat di peroleh dari beberapa sumber vitamin E seperti: susu, mentega,
sayuran hijau, selada, kacang-kacang, telur dan buah-buahan.
d.
Vitamin
K
Vitamin K terdapat dalam tiga bentuk
yang berbeda. Pertama adalah vitamin K1 atau phylloquinone,yaitu jenis yang
ditemukan dan dihasilkan tumbuhan. Kedua adalah K2 atau dsebut juga dengan
menoquinone,yang di hasilkan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan
yang ketiga adalah K3 atau menadione yang merupakan vitamin buatan bagi mereka
yang tidak mampu menyerap dari makanan.
ü Sumber
vitamin K
Kebanyakan sumber vitamin K di dalam
tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun anda
dapat memperoleh vitamin K dari makanan seperti hati, sayur- sayuran berwarnah
hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis ( kol) dan susu. Vitamin K
dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai,teh hijau, susu sapi,
daging sapi dan hati.
ü Gejala
kekurangan
Jika vitamin K tidak terdapat dalam
tubuh darhah tidak dapat membeku hal ini dapat menyebapkan pendarahan atau
hemoragik.
ü Keracunan
Keracunan vitamin K terjadi hanya pada
orang yang menerima pengganti vitamin K larut air.gejala-gejalanya adalah
hemolisis, penyak kuning dan kerusakan otak.
B.
SUPLEMEN PADA KEHAMILAN.
1. ZAT
BEZI (FE)
FeSO4 dan K2CO3
dapat memperbaiki keadaan klorosis, anemia akibat defisiensi Fe.
Distribusi Dalam Tubuh
Tubuh manusia sehat mengandung ±3,5gr Fe
yang hampir seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein. ikatan ini
kuat dalam bentuk organik, yaitu sebagai ikatan non ion dan lebih lemah dalam
bentuk anorganik, sebagai ikatan ion. Kira-kira 70% dari Fe yang terdapat dalam
tubuh merupakan Fe fungsional esensial, dan 30% merupakan Fe yang non
esensial.Fe esensial ini terdapat pada (1). Hemoglobin ±66 %, (2) mioglobin 3
%,(3) enzim tertentu yang berfungsi dalam transfer elektron misalnya
sitikromosidase,subsinil dehidrogenase dan xaktin oksidase sebanyak 0,5 %, dan
(4) pada transeferin 0,1 %. Besi non esensial terdapat sebagai cadangan dalam
bentuk peritin dan hemosiderin sebanyak 25% dan pada parenkim jaringan
kira-kira 5 %. Cadangan fe pada wanita hanya 200-400 mg,
Ekstra zat besi diperlukan pada
kehamilan. Kebutuhan zat bezi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah :
·
200-600 mg untuk memenuhi peningkatan
masa sel darah merah
·
200-370 mg untuk janin yang bergantung
pada berat lahirnya
·
150-200 ng untuk kehilangan eksternal
·
30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta
·
90-310 mg untuk menggantikan darah yang
hilang saat melahirkan.
Dengan
demikian kebutuhan total zat bezi pada kehamilan berkisar antara 580-1340 mg,
dan 440-1050 mg diantaranya akan hilang dalam tubuh ibu pada saat melahirkan.
2. ASAM
FOLAT
ü Gejala
klinik defisiensi folat
Gejala
defisiensi folat yang paling menonjol adalah hematopoesis megaloblastik ( yang
menyerupai anemia defisiensi B12). Selain itu terjadi juga glositis,diare dan
menurunnya berat badan. Tanpa asam folat akan terjadi gangguan pembelahan sel
yang mempengaruhi embrio dan pembentukan sel-sel darah merah. Selama kehamilan
,kebutuhan terhadap asam folat meningkat dua kali lipat dan tetap tinggi pada
masa laktasi.
ü Interaksi
obat dengan asam folat
Kerja asam folat akan
dilawan oleh beberapa preparat antiepilepsi (karbamazepin,fenitoin,barbiturat,primodon).
Obat-obat amti epilepsi ini akan menimbulkan deplesi folat dalam tubuh yang
akan mengurangi eliminasi preparat antiepilepsi tersebut
ü Efek
samping
Efek
samping atau reaksi merugikan yang menyertai pemberian asam folat sangat jarang terjadi. Masalah yang paling
sering ditemukan dalam obstetri adalah peningkatan resiko konvulsi pada wanita
yang menderita epilepsi.
BAB
III
KESIMPULAN
Vitamin
terbagi dalam dua kelompok ,yaitu kelompok vitamin yang larut dalam air,umumnya
berisi vitamin b kompleks (tiamin,riboflavin,asam nikotinat,piridoksin,asam
pantotenat)dan vitamin c (asam askorbat) dan yang larut lemak yaitu A,D,E,K
Peningkatan
asupan vitamin,zat bezi,asam folat pada kehamilan selama trimester ketiga
terbukti bermanfaat bagi para ibu hamil. Pada masyarakat yang kurang mampu
diperlukan suplemen kalori,,protein,zat bezi,asam folat,vitamin A dan mungkin
pula magnesium,zink serta kalsium untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal
pada ibu dan anak. Para ibu hamil dengan pendapatan rendah mungkin tidak bisa
memperoleh kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tambahan terhadap
mikronutrien. Karena itu sebagian para
pakar obstetri dan gizi merekomendasikan suplemen multivitamin dosis rendah
yang diberikan sejak periode pra konsepsi. Zat bezi merupakan mineral yang
diperlukan oleh semua sistem biologi di dalam tubuh. Zat bezi disimpan dalam
hepar,lien dan sumsung tulang. Jumlah zat bezi yang diserap akan bergantung
pada sejumlah faktor seperti kandungan makanan,simpanan zat bezi didalam
tubuh,kecepatan produksi sel darah merah.
Kebutuhan zat bezi pada
kehamilan dengan janin tunggal adalah :
·
200-600 mg untuk memenuhi peningkatan
masa sel darah merah
·
200-370 mg untuk janin yang bergantung
pada berat lahirnya
·
150-200 ng untuk kehilangan eksternal
·
30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta
90-310 mg untuk
menggantikan darah yang hilang saat melahirkan.
Sama halnya dengan asam folat ,tanpa asam folat akan
terjadi gamgguan pembelahan sel yang mempengaruhi embrio dan pembentukan
sel-sel darah. Selama kehamilan kebutuhan terhadap asam folat meningkatdua kali
lipat dan tetap tinggi pada masa laktasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Farmakologi dan terapi
edisi 5,hal 769-803
Farmakologi kebidanan
hal 270-281
Tidak ada komentar:
Posting Komentar